Sabtu, 25 Mei 2013

pedang kayu harum [16 ]

tersembunyi watak pendekar yang patut dipuji. Kita orang-orang Kun-lun-pai bukan
merupakan golongan yang tak kenal budi. Sie-taihiap pernah menanam budi kepada kita maka
kita membolehkan dia bertapa di Kiam-kok-san yang merupakan tempat suci bagi kita karena
dahulu sucouw(Kakek guru) kita memilih tempat itu sebagai tempat bertapa sampai musnah
dari dunia. Kini Sie-taihiap mengundang keributan, biarlah kita tidak mencampurinya. Pinto
melarang seorang pun murid Kun-lun-pai untuk ikut campur tangan dan biarlah Sie-taihiap
menyelesaikan urusannya sebagaimana yag dia kehendaki."

Mendengar percakapan mereka tentang Sin-jiu Kiam-ong yang berwatak aneh, Keng Hong
menjadi tertarik sekali. Sudah banyak dia membaca tentang keanehan para pendekar. biarpun
Kun-lun-pai merupakan pusat pendekar-pendekar sakti dan dia pun maklum bahwa Kiang
Tojin penolongnya adalah seorang berilmu tinggi, apalagi guru penolongnya itu tentu seorang
yang sakti, namun mereka tak memperlihatkan kepandaian mereka dan hidup sebagai pertapa-
pertapa dan petani-petani biasa. Maka kini mendengar akan Sin-jiu Kiam-ong yang hendak
menghadapi lawan-lawan sakti di kaki gunung sebelah selatan, di dalam hutan mawar, dia
menjadi ingin sekali menonton.

Demikianlah, pada hari yang ditentukan sebulan sesudah pertemuan di puncak yang disebut
puncak Lembah Pedang, Keng Hong menggembala kerbaunya di luar hutan mawar. Biasanya
kalau dia menggembala kerbau yang enam ekor banyaknya itu. Akan tetapi sekali ini dia
sengaja menggiring kerbaunya turun ke selatan dan membiarkan kerbaunya itu makan rumput
hijau gemuk di luar hutan mawar. Agar tidak kelihatan bahwa dia sengaja datang ke tempat
itu untuk menonton pertemuan orang-orang sakti seperti yang dia ketahui dari percakapan
ketua Kun-lun-pai dan murid-muridnya, dia berbaring menelungkup di atas punggung kerbau
yang terbesar sambil meniup-niup suling bambu yang dibawanya. Keng-Hong memiliki
kepandaian istimewa dalam meniup suling, bahkan sejak kecil dia bermain suling, pandai
meniup suling menirukan suara ayam dan burung-burung. Juga dengan tiupan sulingnya dia
dapat merangkai suara-suara indah dan menciptakan lagu-lagu yang sungguhpun dirangkai
sejadinya namun amat sedap didengar.

Sementara semenjak pagi Sin-jiu Kiam-ong Sie Cun Hong telah duduk bersila di antara
sekelompok bunga mawar, dan seperti ketika dia bersila di bawah batu pedang, kini pedang
Siang-bhok-kiam juga terletak di depan kedua lututnya. Ia duduk bersila tak bergerak, dengan
kedua mata dipejamkan, hening tenggelam ke dalam samadhi.

Tiba-tiba daun telinga kiri kakek ini bergerak dan perlahan-lahan dia mengejapkan matanya.
Ia mengerutkan keningnya ketika mencurahkan perhatian dengan pendengarannya. Kakek ini
mempunyai kebiasaan yang aneh, yaitu apabila mendengar sesuatu yang mengesankan, daun
telinga kirinya dapat bergerak seperti telinga kelinci!

Kalau dia sedang samadhi,biarpun ada suara halilintar menyambar diatas kepalanya, dia tidak akan terkejut atau mempedulikan, akan tetap tenang dalam siulannya. Akan tetapi sekali ini, dia sadar dari siulannya (samadhi) karena mendengar tiupan suling yang amat merdu! Suara yang mengandung getaran mengharukan, yang amat halus seolah-olah hembusan angin pada ujung daun-daun bambu. Karena Sin-jiu Kiam-ong memang amat suka mendengar suara suling, maka suara suling penuh getaraan halus ini lebih kuat pengaruhnya daripada ledakan halilintar, menggugahnya dari samadhi dan membuat kakek ini ingin sekali mengetahui siapa gerangan yang dapat meniup suling seindah
itu! Jantungnya berdebar. Kalau peniup suling ini seorang di antara lawan yang hari ini akan
mendatanginya, berarti dia akan berhadapan dengan seorang yang amat sakti. Hanya orang
sakti yang sudah tinggi tingkat kebatinannya saja yang akan mampu meniup seindah dan
sebersih itu, dengan getaran-getaran aseli dari watak yang belum dikotori segala macam nafsu
duniawi.

Saking tertariknya, kakek ini bangkit berdiri, menyambar pedang kayunya lalu
seringan burung terbang tubuhnya melayang ke arah luar hutan dari mana tiupan suling
datang.

Ketika tiba di luar hutan dan melihat bahwa yang meniup suling adalah seorang bocah yang

0 komentar:

Posting Komentar