Rabu, 22 Mei 2013

pedang kayu harum [ 12 ]

suaminya cepat menyambung, "Sin-jiu Kiam-ong, dahulu kami mempunyai perusahaan
pengawal barang kiriman. Lupakah engkau kepada Hek-houw-piauwkiok (Perusahaan
Pengawal Macan Hitam)?"

"Aha, sekarang aku ingat! Bukankah engkau orang she Tan yang menjadi kepala piauwkiok
itu? Dan isterimu yang dahulu amat galak dan amat pandai menggunakan am-gi (senjata
rahasia)? Hemmm, aku pernah merampas beberapa benda perhiasan indah yang kau kawal,
perhiasan kiriman milik menteri keuangan kerajaan, bukan? Malah puterinya, ah masih ingat
benar aku akan puteri menteri yang amat cantik manis itu, ia berkenan menemaniku di dalam
hutan sampai dua hari dua malam! Aha, pengalaman yang takkan terlupakan olehku! Puteri
yang cantik manis, dan dia memberikan tusuk konde dan tanda mata kepadaku. Tusuk konde
dan perhiasan-perhiasan yang kurampas itu masih berada dalam kumpulan simpananku. Eh,
Tan-piauwsu, kini engkau dan isterimu datang mau apakah?"

"Sin-jiu Kiam-ong, di waktu muda, engkau melakukan segala macam kejahatan. Merampok
barang milik pembesar tinggi, malah menodai puterinya, mencelakakan kami yang mengawal
barang dan puteri. Masih hendak tanya mengapa kami datang? Rasakan pembalasan kami!"
Piauwsu (pengawal barang) tua ini bersama isterinya menutup kata-katanya dengan gerakan
tangan. Cepat sekali gerakan tangan mereka dan tampaklah benda-benda kecil menyambar ke
depan dan tahu-tahu suami -isteri itu menyerang Sin-jiu Kiam-ong dengan senjata-senjata
rahasia mereka. Piauwsu itu menggunakan dua macam senjata rahasia, yaitu piauw (pisau
sambit) dan Toat-beng-cui (Bor Pencabut Nyawa), adapun isterinya mempergunakan Ngo-
tok-ciam (Jarum Lima Racun) yang jauh lebih cepat dan lebih berbahaya daripada kedua
macam am-gi (senjata gelap) suaminya. Belasan buah senjata rahasia itu menyambar ke
bagian tubuh yang lemah, bahkan jarum-jarum halus itu mengarah jalan-jalan darah yang
mematikan!

Namun kakek tua renta itu sama sekali tidak menjadi gugup, hanya mengangkat kedua
tangannya dan sepuluh batang jari tangannya bergerak-gerak seperti sepuluh ekor ular hidup,
namun kuku-kuku jari tangan itu merupakan perisai yang tidak hanya menangkis semua
senjata rahasia, bahkan dengan sentilan aneh dapat mengirim kembali senjata-senjata kecil itu
ke arah penyerang-penyerangnya! Terjadilah hujan senjata rahasia dari kedua fihak, yang
menyerang dan yang mengembalikan!

"Sahabat-sahabat yang sealiran! Kalau hari ini kita tidak melenyapkan seorang oknum busuk,
mau tunggu sampai kapan lagi? Mari kita basmi dia bersama-sama!" teriak Tan Kai Sek,
piauw tua itu sambil terus menyerang dengan senjata rahasianya.

Tujuh orang gagah yang lain setuju dengan ajakan ini. Mereka semua menaruh dendam
kepada Sin-jiu Kiam-ong dan sudah jelas ternyata tadi bahwa kalau mereka hanya
mengandalkan kepandaian sendiri, tidak akan mungkin dapat mengalahkan kakek sakti itu.
Sambil menyatakan setuju mereka semua mencabut senjata dan menerjang maju!

Akan tetapi
tiba-tiba tampak bayangan kakek itu berkelebat ke atas dan ketika mereka memandang, kakek
sakti itu bersama Siang-bhok-kiam telah lenyap. Kiranya kakek itu meloncat ke atas dan
dengan amat cepatnya merayap naik ke atas batu pedang dan telah lenyap ke dalam awan atau
halimun tebal yang menutup bagian atas batu pedang. Dari atas terdengar suaranya tertawa
tergelak, seolah-olah suara ini datangnya dari langit karena tidak tampak orangnya yang
tertutup oleh halimun tebal.

"Ha..ha..ha, sembilan orang gagah yang berada di bawah! kalau aku tadi menghendaki, apa
susahnya membunuh kalian dengan Siang-bhok-kiam? Dan kalau aku menyerahkan nyawa,
alangkah mudahnya bagi kalian untuk membunuhku. Akan tetapi aku belum mau mati, karena
dalam hari-hari terakhir ini aku masih ingin menikmati tamasya alam yang amat indahnya di
Kiam-kok-san! Aku tidak mau membunuh kalian karena aku tidak ingin mengotori tempat
seindah ini dengan darah kalian, dan aku belum mau mati karena aku masih ingin menikmati
keindahan alam disini. Kalau kalian masih belum terima dan merasa penasaran, hayo siapa

0 komentar:

Posting Komentar