Rabu, 22 Mei 2013

pedang kayu harum [ 1 ]

Kiam Kok-san (Gunung Berlembah Pedang) merupakan sebuah di antara puncak-
puncak Pegunungan Kun Lun San yang tak pernah dikunjungi manusia seperti puncak-puncak
lain dari Kun Lun-san.

Bukan karena Kim Kok-san kurang indah pemandangannya. Sama
sekali bukan. Bahkan tamasya alam yang tampak dari puncak gunung ini amatlah indahnya.
Batu kapur yang mengeras dan mengkilap menjulang tinggi seperti menara besi menembus
awan tak tampak ujungnya seolah-olah bersambung dengan langit. Pantaslah kalau ada yang
mengatakan bahwa puncak batu perawan itu merupakan tempat kediaman dewa penjaga gunung.

Awan putih yang berarak seperti domba-domba kapas, tak pernah berhenti dihembus
angin langit, menjadi jinak setelah bertemu dengan Kiam Kok-san, berkumpul di sekeliling
puncak seperti sehelai bulu domba yang hangat.

Dari puncak ini memandang ke bawah
tampak awan putih mengambang di bawah kaki, menyusupi lembah-lembah bukit yang amat
curam. Indah, sukar dilukiskan dengan kata-kata keindahan tamasya alam yang dapat
dinikmati dari puncak Kiam Kok-san.

Bagaimana taman surga terbentang luas di bawah kaki,
suram-suram terselimut tirai halimun menciptakan sifat yang ajaib penuh rahasia.
Bukan karena kurang indah, melainkan kesukaranlah yang membuat tempat itu tidak pernah
dikunjungi manusia.

Sesuai dengan namanya, puncak ini terdiri dari lembah-lembah penuh
batu gunung yang merupakan karang-karang meruncing dan tajam seperti pedang. Tidak
terdapat jalan tertentu mendaki puncak, tidak ada pula jalan setapak bekas kaki manusia.
Semuanya liar, lebat dan bahaya maut mengintai setiap saat bagi manusia yang berani
mendatangi tempat itu.

Jurang-jurang yang curam, belukar tempat persembunyian binatang-
binatang buas, rumput-rumput hijau yang menopengi muara-muara dalam penuh lumpur dan
ular berbisa, dan bahaya tersesat jalan.

Jangankan orang biasa, bahkan mereka yang memiliki
ilmu kepandaian seperti para pertapa dan para pendekar masih akan berpikir masak-masak
lebih dahulu untuk mendaki puncak berbahaya seperti Kiam-kok-san.

Pagi hari itu amatlah cerah. Halimun tidak setebal biasanya dan karenanya sinar matahari pagi
dapat mengusir halimun menerobos di antara celah-celah daun pohon dan batu pedang,
menerangi tanah puncak yang penuh lumut dan rumput hijau. Tak terkira indahnya puncak
Kiam-kok-san yang bermandi cahaya keemasan matahari pagi itu, sunyi dan hening, aman

0 komentar:

Posting Komentar